KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil
menyelesaikan makalah ini, sesuai dengan harapan. Alhamdulillah, tepat pada
waktu nya makalah ini terselesaikan yang berjudul “Forum Kerja Sama Asia Pasifik/ Asia Pasific Economic Cooperation(APEC)”
Makalah ini berisikan tentang informasi Pengertian atau yang lebih khususnya membahas materi
yang berkaitan dengan materi pembelajaran sejarah. Makalah ini dapat memberikan
informasi kepada kita semua tentang kerja sama antar negara dalam segala bidang
. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Sikur, 04 Februari 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................... 1
DAFTAR ISI................................................................................................................ 2
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................................. 3
1.1 LATAR BELAKANG.............................................................................................. 3
1.2 RUMUSAN MASALAH......................................................................................... 4
1.3 TUJUAN PENULISAN MAKALAH.......................................................................... 5
BAB 2 ISI/ANALISA.................................................................................................... 6
2.1 SEJARAH APEC.................................................................................................... 6
2.2 DEKLARASI APEC................................................................................................ 7
2.3 MANFAAT APEC BAGI NEGARA INDONESIA.................................................... 10
BAB 3 PENUTUP..................................................................................................... 12
3.1 KESIMPULAN.................................................................................................... 12
LAMPIRAN ............................................................................................................ 13
LAMPIRAN 1.......................................................................................................... 13
LAMPIRAN 2.......................................................................................................... 14
LAMPIRAN 3.......................................................................................................... 15
LAMPIRAN 4.......................................................................................................... 16
LAMPIRAN 5.......................................................................................................... 17
LAMPIRAN 6.......................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................. 20
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pada tahun 1989, para pemimpin negara –
negara yang terletak dilingkar luar Samudra Pasifik mengadakan pertemuan
multilateral dan mendeklarasikan berdirinya APEC ( Asia Pasific Economic Cooperation). Visi APEC adalah untuk
mengurangi tarif dan hambatan perdagangan lain di wilayah Asia Pasifik,
menciptakan ekonomi domestik yang efisien dan secara dramatis meningkatkan ekspor.
Kunci untuk mencapai visi APEC adalah apa yang disebut dengan ”Deklarasi Bogor”
, yaitu bahwa negara yang sudah pada tingkat industrialisasi (negara – negara
maju) akan mencapai sasaran perdagangan dan investasi yang bebas dan terbuka
(liberalisasi) paling lambat tahun 2010, dan wilayah yang tingkat ekonominya
sedang berkembang paling lambat tahun 2020.
Dari segi organisasi, kelompok bernama
APEC ini adalah yang terbesar di dunia. Selain beranggotakan 21 negara, APEC
memiliki kekuatan ekstra besar yang tidak dimiliki organisasi serupa di dunia
ini dalam konteks perekonomian. APEC berpenduduk 2,3 miliar jiwa dari 6
miliar jiwa penduduk dunia. Setengah dari perdagangan dunia terjadi di APEC.
Sebesar 18 triliun dollar AS Produc Domestic Bruto (PDB) dunia dari total 30
triliun dollar lebih PDB dunia ada di APEC.
Anggota APEC merupakan negara yang berada
di lingkar luar Samudra Pasifik, yaitu Amerika Serikat, Australia, Brunei
Darussalam, Cile, Cina, Filipina, Hong Kong, Indonesia, Jepang, Kanada, Korea
Selatan, Malaysia, Meksiko, Papua Nugini, Peru, Rusia, Selandia Baru,
Singapura, Taiwan, Thailand, dan Vietnam.
Lima dari sepuluh negara yang memiliki
kekuatan perekonomian terbesar di dunia ada di APEC, yakni Amerika Serikat,
Jepang, Cina, Kanada, dan Meksiko. Sejak digelarnya APEC Economic Leaders
Meeting (AELM) di Seattle, AS tahun 1993, setiap tahun dilahirkan deklarasi
atau kesepakatan bersama di antara para pemimpin negara – negara anggota APEC.
Bagi Indonesia, organisasi APEC menjadi
momentum bagus untuk memanfaatkan kerjasama ekonomi regional serta memasukkan
kepentingan nasional, demi memajukan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.
Namun, demikian untuk mampu mewujudkan tujuan APEC yang tertuang dalam
Deklarasi Bogor tidaklah mudah, melihat dari kondisi ekonomi rakyat Indonesia
yang kurang begitu memuaskan. Selain itu dengan adanya deklarasi tersebut
liberalisasi perdagangan mengharuskan ekspor kita diturunkan. Konsekuensinya,
barang dari luar negeri mengalir deras di pasaran. Agar hal seperti itu tidak
terus – menerus menggerogoti produk lokal, pemerintah harus bergerak cepat
dalam meningkatkan dan mendorong usaha/ produk lokal agar tidak terjajah oleh
produk asing.
Berdasarkan latar belakang dan rumusan
masalah diatas, maka tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
3. Dapat memahami
manfaat APEC bagi negara Indonesia.
BAB 2
ISI/ ANALISA
APEC
(Asia Pasific Economic Cooperation) merupakan wadah kerja sama negara –
negara di kawasan Asia Pasific di bidang ekonomi. APEC resmi terbentuk pada
bulan Nopember 1989 di Canberra, Australia. Pembentukan forum
ini merupakan usulan mantan Perdana Menteri Australia, Bob Hawke, yang
merupakan kelanjutan dari berbagai usulan dan upaya untuk mengadakan kerja sama
ekonomi regional Asia Pasific. Ada dua faktor dominan yang mendorong lahirnya
APEC, yaitu :
- Adanya kekhawatiran akan gagalnya perundingan putaran Uruguay yang dapat berakibat meningkatnya proteksionisme dan munculnya kelompok – kelompok perdagangan, seperti Pasar Tunggal Eropa dan Pasar Bebas Amerika Serikat.
- Perubahan besar di bidang politik dan ekonomi yang sedang terjadi dan berlangsung di Uni Soviet dan Eropa Timur.
Dua faktor inilah yang melatarbelakangi kelahiran APEC,
suatu forum kerja sama internasional yang dimaksudkan untuk meningkatkan kerja
sama ekonomi di kawasan Asia Pasifik, terutama di bidang perdagangan dan
investasi. Keanggotaannya bersifat terbuka dan kegiatannya lebih menekankan
pada kerja sama di bidang ekonomi. Dengan kata lain, forum ini pada dasarnya
ingin membentuk sebuah blok terbuka yang keanggotaannya bersifat suka rela,
dengan fokus perhatian pada masalah ekonomi, bukan politik.
Empat tahun setelah pendiriannya pada
tahun 1989, para pemimpin negara – negara anggota APEC mulai menggelar dialog
intensif dan setahun setelah mendirikan sekretariat pada tahun 1992 APEC mulai
dengan tahap pembentukan visi.
Pada pertemuan para pemimpin ekonomi
anggota APEC (AELM) yang pertama di Blake Island, Seattle, AS. APEC menetapkan
visi bahwa kawasan yang mewakili (saat itu) populasi 40 % dari penduduk dunia,
dan Produk Nasional Bruto (PNB) mencapai sekitar 55 % PNB dunia, siap memainkan
peranan penting dalam perekonomian dunia.
Berkaitan dengan ini, APEC mendukung
sepenuhnya sistem perdagangan multilateral serta yakin bahwa perdagangan dan
investasi bebas akan mampu mengantarkan Asia Pasifik menjadi kawasan yang memiliki
peran penting dalam perekonomian dunia.
Liberalisasi perdagangan dan investasi
merupakan sasaran utama APEC dan hal ini menjadi sangat jelas sejak Deklarasi
Bogor tahun 1994, ketika para pemimpin APEC menetapkan sasaran perdagangan
bebas dan investasi untuk negara maju tahun 2010 dan negara berkembang 2020.
Sejak digelarnya AELM di Seattle, AS
tahun 1993, setiap tahun dilahirkan deklarasi atau kesepakatan bersama di
antara para pemimpin negara – negara anggota APEC.
2.2 DEKLARASI APEC
- Blake Island, Seattle, AS tahun 1993
Para
pemimpin APEC berhasil menciptakan visi ekonomi (Economic Vision of APEC
Leaders). Dalam
pertemuan ini disepakati untuk menciptakan sistem perdagangan yang lebih
terbuka di Asia Pasifik.
Cara yang akan ditempuh adalah dengan menetapkan kerangka
kerja sama perdagangan, investasi, dan pengalihan teknologi, termasuk
permodalan. Para pemimpin APEC menegaskan bahwa liberalisasi perdagangan dan
investasi adalah dasar identitas dan aktivitas APEC.
- Bogor, Indonesia tahun 1994
Pada pertemuan di Bogor disepakati bahwa negara yang
sudah pada tingkat industrialisasi (negara – negara maju) akan mencapai sasaran
perdagangan dan investasi yang bebas dan terbuka (liberalisasi) paling lambat
tahun 2010, dan wilayah yang tingkat ekonominya sedang berkembang paling lambat
tahun 2020.
Sehubungan dengan ini, para pemimpin ekonomi APEC sepakat
untuk memperluas dan mempercepat program permudahan perdagangan dan investasi
di kalangan APEC. Selain itu, disepakati peningkatan kerja sama pembangunan di
antara anggota melalui program pengembangan sumber daya manusia, pengembangan
pusat – pusat pengkajian APEC dan kerja sama di bidang IPTEK (termasuk alih
teknologi). Deklarasi Bogor dikenal sebagai Deklarasi Tekad Bersama
(Declaration of Common Resolve).
- Osaka, Jepang tahun 1995
Pada pertemuan di Osaka disepakati (Osaka Declaration),
bahwa APEC mulai melangkah ke tahap aksi dengan tiga pilar, yaitu perdagangan
dan investasi, fasilitas serta kerja sama ekonomi dan teknik. Prinsip – prinsip
untuk memandu pencapaian liberalisasi dan fasilitasi meliputi konsistensi
dengan WTO, komparabilitas, nondiskriminasi, transparasi, komprehensivitas,
standstill.
Pada pertemuan di Osaka juga disepakati untuk menyusun
agenda Rencana Aksi Individual dan Rencana Aksi Kolektif yang akan dibahas pada
pertemuan berikutnya di Manila.
- Teluk Subic, Filipina tahun 1996
Pada pertemuan di Filipina disepakati untuk menciptakan
liberalisasi perdagangan dan investasi yang lebih progresif dan komprehensif
guna mencapai tujuan Deklarasi Bogor. Para pemimpin APEC merekomendasikan
diadakannya Rencana Aksi Individual masing – masing negara anggota untuk
membahas dalam pertemuan di Vancouver, Kanada.
Selain itu disepakati pula untuk memfasilitasi dunia
usaha dalam melakukan transaksi bisnis baik di dalam maupun antaranggota
ekonomi APEC. Kesepakatan yang dicapai di Filipina ini disebut sebagai Rencana
Aksi Manila untuk APEC (Manila Action Plan for APEC/ MAPA).
- Vancouver, Kanada tahun 1997
Pada pertemuan ini disepakati penerapan paket EVSL atau
liberalisasi sektoral sukarela secara dini sebagai wujud Rencana Aksi
Individual. Adapun sektor – sektor yang disetujui untuk diliberalisasi secara
dini adalah ikan dan produk ikan, produk kehutanan, peralatan kedokteran,
energi, mainan, permata dan perhiasan, produk kimia, telekomunikasi serta
peralatan pengaman lingkungan, dan produk penunjangnya.
Dan sejumlah sektor yang ditolak liberalisasi dininya
adalah sektor otomotif, produk pesawat terbang sipil, pupuk, karet, dan karet
sintetis, minyak, dan produk minyak dan makanan.
- Kuala Lumpur, Malaysia tahun 1998
Salah satu keputusan penting yang dihasilkan di Kuala
Lumpur (Cyberjaya Declaration) adalah kesepakatan mendesak negara industri maju
untuk membenahi institusi keuangannya (peraturan yang menyangkut keuangan).
Seperti diketahui pada pertengahan tahun 1997, beberapa negara di kawasan Asia
dilanda krisis keuangan dan salah satu faktor yang memungkinkan hal itu terjadi
adalah kelemahan peraturan atau kebijakan keuangan di negara maju.
Selain itu negara maju diminta untuk lebih transparan
menyangkut standar internasional bagi institusi keuangan swasta yang terlibat
langsung dalam pergerakan arus modal internasional.
Pada pertemuan kali ini juga para pemimpin APEC
mengharapkan agar lembaga keuangan internasional dapat dan mampu menyajikan
analis – analis yang lebih obyektif. Selanjutnya para pemimpin ekonomi APEC
sepakat untuk meningkatkan upaya – upaya inovatif dalam rangka pemulihan arus
masuk modal. Hal ini akan diupayakan melalui kerja sama dengan lembaga
multilateral seperti Bank Dunia, Bank Pembangunan Asia.
- Auckland, Selandia Baru tahun 1999
Pada pertemuan Selandia Baru disepakati bahwa untuk
mempercepat pemulihan ekonomi dapat dan akan dilakukan melalui penajaman
komitmen liberalisasi dengan antara lain penghapusan hambatan perdagangan, baik
tarif maupun nontarif.
Selain itu disepakati bahwa untuk memperkuat sistem
ekonomi pasar di antara negara anggota, perlu membentuk pusat jaringan usaha
kecil menengah (UKM).
Dsb.
Bagi Indonesia,
KTT APEC adalah momentum untuk meningkatkan kerjasama ekonomi yang disinergikan
konsep MP3EI (Masterplan
Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia) dan 4 paket kebijakan ekonomi nasional. Titik beratnya adalah untuk membuka
akses terhadap arus investasi guna memacu pencapaian target pembangunan koridor
dalam MP3EI maupun mendorong perluasan akses pasar untuk produk Indonesia yang
kerap berbenturan dengan kebijakan proteksi sejumlah negara APEC. Hal ini
penting bagi kebutuhan modal pembangunan maupun peningkatan produktifitas
industri dalam negeri, serta menutup celah defisit perdagangan internasional.
Perlu diketahui
bahwa realisasi MP3EI untuk sektor rill dan infrastruktur sejak tahun 2011
hingga pertengahan 2013 mencapai Rp 647,46 T, 36% berasal dari investasi swasta
nasional dan asing. Sementara itu, untuk tahun 2015 sudah direncanakan
(pipeline) dalam MP3EI mencapai Rp 4.481 T terdiri dari 1.568 proyek, baik
sektor rill Rp 2.177 T (583 proyek), maupun infrastruktur Rp 2.304 T (terdiri
dari 985 proyek). Proyeksi itu tentu membutuhkan arus investasi yang besar dan
kerjasama kawasan yang lebih erat dan saling menguntungkan, dan tentu akan
menjadi daya tarik tersendiri bagi negara anggota APEC untuk meningkatkan
investasinya di Indonesia.
Perdagangan bebas
kawasan memang dapat menjadi peluang sekaligus tantangan. Di satu sisi dapat
membuka pasar bagi industri dalam negeri yang semakin meningkat. Namun, di sisi
lain apabila Indonesia tidak menyiapkan diri dengan baik, tentu akan dapat
menjadi jajahan produk asing yang dapat menghancurkan kemampuan produktif dalam
negeri.
Tugas pemerintah
yang penting dan harus dilakukan adalah merubah persepsi masyarakat atau rakyat
Indonesia yang menganggap produk luar/ asing lebih menarik, walaupun
kualitasnya belum tentu lebih baik dari produk lokal. Serta meningkatkan dan
mendorong UKM di daerah – daerah.
BAB 3
PENUTUP
APEC (Asia
Pasific Economic Cooperation) dibentuk tahun 1989 merupakan suatu forum
kerjasama di bidang ekonomi bagi negara – negara yang berada di kawasan Asia
Pasifik. Visi dari organisasi APEC ini adalah untuk mengurangi tarif dan
hambatan perdagangan lain di wilayah Asia Pasifik, menciptakan ekonomi domestik
yang efisien dan secara dramatis meningkatkan ekspor. Setiap satu tahun sekali
organisasi APEC selalu mengadakan suatu perundingan yang nantinya menghasilkan
sebuah deklarasi/ misi dalam mencapai visi APEC.
Bagi rakyat Indonesia
KTT APEC diharapkan mampu menjadi jembatan internasional yang dapat
meningkatkan nilai perekonomian, demi kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.
Namun, di sisi lain organisasi APEC juga bisa menjadi sebuah senjata untuk
menjajah produk/ industri lokal, melalui liberalisasi perdagangan yang bebas
dan terbuka.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.geocities.ws/irsjournal/APEC.html Pukul 07.08 tanggal 09/10/2013
http://www.g-excess.com/2769/pengertian-apec-atau-asia-pasific-economic-cooperation/ Pukul 22.57 tanggal 06/10/2013
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2013/10/08/1704443/Inilah.Tujuh.Hasil.Kesepakatan.APEC.2013?utm_source=WP&utm_medium=box&utm_campaign=Kknwp Pukul 20.49 tanggal 10/ 10/ 2013
http://jogja.tribunnews.com/2013/10/06/sby-banggakan-pertumbuhan-ekonomi-indonesia-di-ktt-apec Pukul 22.58 tanggal 06/ 10/ 2013
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2013/10/08/1434343/Pemimpin.APEC.Sepakat.Akselerasi.Pencapaian.Bogor.Goals. Pukul 19.20 tanggal 10/ 10/ 2013
Koran harian pagi Tribun Jogja tanggal 6 Oktober 2013
Koran harian pagi Tribun Jogja tanggal 7 Oktober 2013
Koran KOMPAS tanggal 8 Oktober 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar